e.r.i.c.s.a.m on media

'a shelter' by: a little journalist

My Photo
Name:
Location: Jakarta,, DKI Jakarta, Indonesia

I am originally from Indonesia. I was a journalist and a construction supervisor for Oil and Gas Company. Now, I am an employee of IT company in Jakarta (ga nyambung ya?hihihi). I currently reside in East Jakarta I hope there is more than 24 hours in a day. Because, I do not think that I have done a lot for my life and for everyone around me. These are my words, memories, experiences, and feelings that I intend to share in these pages. Please enjoy your self...

Saturday, December 24, 2005

Yogya-Surabaya Menunggang Garpu Tala

Naik motor ke luar kota sedang nge-trend di Indonesia. Yamaha menyambut gairah itu dengan menggelar rangkaian event touring se-Asia Tenggara dengan Jupiter MX.

Image Hosted by ImageShack.us
Eric Samantha/Gatra

APA enaknya naik motor jarak jauh? Pertanyaan itu dijawab Yamaha dengan menggelar Pan ASEAN Tour “It’s Exciting” pada 18 November hingga 10 Desember 2005 itu. Bersama 16 pengendara Jupiter MX —pembalap dan mantan pembalap se-Asia Tenggara— GATRA menjadi perwakilan pertama dari media Tanah Air yang mencicipi jalur Yogyakarta-Surabaya.

Awalnya, titik nol dimulai di Bali. Tapi, keburu bom Bali jilid II meledak. Sehingga, start pun diubah ke kota yang relatif aman tapi masih memadai. “Kita sudah telanjur komitmen dengan faktor waktu dan jarak,” kata Herry Setianto, Promotion Manager PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) yang sekaligus sebagai Ketua Penyelenggara “Jupiter MX ASEAN Touring-Indonesia”.

Akhirnya, titik nol dipindahkan ke Benteng Vredeburg, Jalan Malioboro, Yogyakarta. Sebelum start, setiap pengendara, termasuk Bambang Asmarabudi (GM Promotion YMKI yang ikut sebagai riders) wajib mengikuti tes tekanan darah untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Ada dua kelir Jupiter MX yang digunakan dalam touring ini: putih berlukiskan bendera masing-masing peserta dan biru metalik dengan stripping T135.

Karena perjalanan yang ditempuh teramat panjang, faktor keselamatan pun tak luput dari perhatian. Seluruh pengendara wajib mengenakan wear-pack khusus touring yang dibuat di Thailand seharga 45.000 yen, plus helm half-face buatan Arai seharga 40.000 yen, dan sepatu bernilai 15.000 yen.

Dipayungi awan gelap dan rintik hujan, mesin 4 langkah berkapasitas 134,4 cc dinyalakan. Mesin macam ini diyakini mempunyai torsi dan tenaga yang lebih besar. Apalagi dengan pendingin Liquid-Cooled 4-valve. Kompresi bisa mencapai 10,9:1. Hasilnya, akselerasi spontan dengan output tenaga yang stabil serta mengurangi suara berisik pun didapat.

Hanya saja, sistem pendingin ini sepertinya belum bisa mengatasi panas mesin di saat kondisi motor dalam keadaan diam. GATRA, yang sempat mencoba sewaktu masih memakai sandal dan celana katun, merasakan hawa panas tersebut di sekitar kaki. Tapi, itu sudah teratasi begitu motor mulai dijalankan.

Rute pertama menuju Kediri. Tidak ada hambatan yang berarti dalam perjalanan ini. “Di lintasan Jawa belum ada apa-apanya. Lihat saja nanti di Sumatera,” kata surveyor lintasan, Roy Ardianto, mantan pembalap yang pernah menjadi juara nasional Grass Track tahun 1995 lalu. Lucunya, selama perjalanan menuju Kediri sejauh 230 km, kami tidak pernah kehujanan. Tetapi, begitu sampai lokasi, hujan pun mengguyur.

Keesokan hari, perjalanan dilanjutkan menuju Surabaya yang jaraknya sekitar 120 km melewati Jombang dan berhenti untuk makan siang di Mojokerto. Di sana, puluhan motor dari klub Yamaha Surabaya sudah menunggu untuk ikut mengiringi rombongan menuju ‘’kota pahlawan’’.

Rute yang dilalui sedikit lebih menantang bila dibanding sebelumnya. Jalanan lebar dan lumayan banyak tikungan panjang membuat kami bisa nge-bejek gas dalam-dalam dan sedikit merebahkan motor. Suspensi Jupiter MX terbukti andal untuk menaklukkan beragam medan. “Cukup stabil,” ujar Hardy Fadhillah, jawara kejurnas balap motor tahun 2001 yang menjadi pengendara terdepan. Muchrodin, riders perwakilan klub Yamaha asal Jakarta, mengamini. “Pada kecepatan 100 km/jam masih stabil. Kalau bebek biasa, sudah goyang,” paparnya.

Ada-ada saja yang dilakukan para ridersuntuk mengatasi kejenuhan di perjalanan. Lezter R. Dizon dan Dino R. Directo misalnya. Kalau sudah jenuh, kedua jurnalis asal Filipina ini mengendarai motor berzigzag. Malah, sesekali, jalan beriringan sambil mengobrol meskipun dalam kecepatan relatif tinggi.

Di Mojokerto, Dino mengalami kecelakaan tunggal. Saat ia mengerem mendadak, rem depan cakram tunggal diameter 220 mm dan belakang tromol dengan bahan non-asbestos langsung bekerja. Sialnya, posisi motornya sedang di atas jalan berpasir. Tak bisa dielakkan, motornya pun slip dan Dino langsung membuang badannya ke kiri jalan. “Safety first, safety first,” kata Dino sambil menyeka debu yang menempel pada jaketnya dan tertawa kecil.

GATRA terpaksa menghentikan perjalanan hingga Surabaya untuk memenuhi tenggat tulisan. Sementara itu, tim test ride meneruskan perjalanan lintas Pantura, lalu ke Sumatera, kemudian menembus Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, hingga Filipina. Total jarak tempuh sekitar 45.000 km dalam waktu 76 hari. Selamat jalan!

ERIC SAMANTHA


Data Teknis Yamaha Jupiter MX 135
Image Hosted by ImageShack.us
Eric Samantha/Gatra

Mesin : 4 langkah, SOHC, 134.4 cc, 4 Klep, pendingin cairan
Diameter x langkah : 54,0 x 58,7 mm
Daya maksimum : 11,33 HP pada 8.500 rpm
Torsi maksimum : 11,65 N.m pada 5.500 rpm
Sistem Pelumasan : Pelumasan Basah
Tipe Transmisi : Rotary 4 percepatan
Kapasitas Bahan Bakar : 4 liter
Dimensi (PxLxT) : 1.945 mm x 705 mm x 1.065 mm
Jarak sumbu roda : 1.245 mm
Berat Kering : 104 kg
Rangka : Diamond Frame
Suspensi f/r : Telescopic Fork / Tunggal atau Monocross
Rem f/r : Cakram Tunggal 220 mm/Tromol ‘Non Asbestos’

(Rubrik Prayojana Gatra, No. 03 Tahun XII # 03 Desember 2005)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home